7 Tips Selamat Bekerja di Atas Atap Bangunan
Daftar Isi
Statistik Kecelakaan Jatuh dari Ketinggian di Atas Atap Bangunan
Bekerja di atas atap bangunan adalah aktivitas berisiko tinggi. Bagaimana tidak? faktanya pada Februari 2021 terdapat 11 kecelakaan fatal di Singapura, 3 diantaranya adalah kecelakaan akibat jatuh dari ketinggian (WSH Council, 2021).
Kemudian di Indonesia sendiri, tepatnya pada tanggal 08 Maret 2021, telah terjadi kecelakaan kerja jatuh dari ketinggian (atas atap bangunan) di salah satu PLTU di Kota Semarang.
Rentetan kejadian ini merupakan warning bagi semua pihak untuk lebih mawas diri, lebih waspada dan memperhatikan hal-hal yang sekiranya dapat membahayakan saat bekerja pada atap bangunan.
Bekerja di atas atap bangunan
Nah, bekerja di atas atap sebenarnya dapat terjadi dalam berbagai skenario seperti konstruksi atap baru, pemasangan atap kanopi kaca untuk teras mobil, pembongkaran, pengoperasian atau pemeliharaan gedung. Pekerjaan di atas atap juga dapat bersifat sementara atau dalam jangka waktu pendek, seperti ketika melakukan pemeriksaan atau pemasangan kabel dan pemeliharaan AC.
Sangat penting untuk memastikan keselamatan saat bekerja di ketinggian di atas atap bangunan.
Ada banyak potensi bahaya jatuh saat mengerjakan atap yang meliputi:
- Jatuh di atas tepi yang tidak terlindungi (misalnya, sisi terbuka pada titik akses atap);
- Terjatuh melalui permukaan atap yang rapuh (misalnya, skylight, lembaran atap berkarat);
- Jatuh melalui bukaan pada atap (misalnya, atap yang tidak lengkap, palka atap); dan
- Tergelincir dan jatuh dari atap yang miring (misalnya, atap genteng yang basah atau miring).
Jenis bahaya jatuh juga bergantung pada beberapa faktor, seperti jenis atau profil atap, kemiringan atap, tinggi atap dan durasi serta frekuensi kerja.
Selalu lakukan penilaian Risiko dan identifikasi bahaya di area kerja Anda sebelum melakukan pekerjaan di atap bangunan.
Tips Selamat Bekerja di Atas Atap
Gunakan 7 tips selamat ini sebagai cara untuk membantu mencegah jatuh saat Anda akan bekerja di atas atap bangunan.
- Bekerja di Atas Atap hanya jika telah terlatih dan kompeten
- Laporkan pada Atasan jika Merasa Tidak Sehat
- Gunakan akses dan jalan keluar yang tepat untuk pekerjaan atap
- Periksa perlindungan tepi atap seperti guard rails
- Cantolkan safety harness saat mengerjakan atap
- Jangan menginjak permukaan atap yang rapuh
- Perhatikan bukaan
1. Bekerja di Atas Atap hanya jika telah terlatih dan kompeten
Bekerja hanya jika Anda telah terlatih. Apabila Anda belum terlatih dan kompeten, yang terbaik adalah tidak melakukan pekerjaan di atas atap! Hal ini sebagaimana tercantum di dalam Permenaker No. 9 tahun 2016 tentang K3 dalam Pekerjaan pada Ketinggian, pasal 31 “pengusaha dan / atau pengurus wajib menyediakan tenaga kerja yang kompeten dan berwenang di bidang K3 dalam pekerjaan pada ketinggian”.
2. Laporkan pada Atasan jika Merasa Tidak Sehat
Pada dasarnya kondisi medis dan psikologi dapat menurunkan kemampuan Anda bekerja dengan selamat terlebih bila berada pada ketinggian. Olehnya segera laporkan pada atasan Anda jika merasa kurang fit atau mengalami kondisi-kondisi seperti dibawah ini:
- Phobia yang berkaitan dengan ketinggian
- Gangguan pendengaran
- Sakit tulang belakang
- Gangguan penglihatan permanen
- Jantung, atau gangguan jantung
- Sakit epilepsi, asma, bronchitis atau sesak nafas apabila kelelahan
- Sakit kepala seperti migrain ataupun vertigo yang dapat menyebabkan disorientasi
- Penyakit lainnya yang dapat membahayakan keselamatan selama bekerja pada ketinggian.
3. Gunakan akses dan jalan keluar yang tepat untuk pekerjaan atap
Akses masuk dan keluar dari atap harus direncanakan dengan hati-hati sehingga Anda dapat mengakses area kerja yang ditentukan dengan aman.
Peralatan akses yang sesuai harus dipilih terlebih dahulu dan metode akses ditentukan sebelum Anda dapat mulai bekerja.
Selalu gunakan peralatan akses yang tepat untuk mencapai atap. Jangan berimprovisasi dan jangan pernah mengambil jalan pintas.
Jangan mulai bekerja dan segera laporkan ke supervisor Anda jika Anda tidak melihat cara yang aman untuk mengakses atap.
4. Periksa perlindungan tepi atap seperti guard rails
Guard rails berfungsi untuk melindungi Anda agar tidak jatuh dari sisi terbuka di atap.
Segera laporkan ke supervisor Anda jika tidak ada guard rails atau jika Anda melihat guard rails yang rusak atau tidak dipasang dengan benar
5. Cantolkan safety harness saat mengerjakan atap
Saat mengerjakan atap, selalu kaitkan safety harness Anda pada titik angkur yang aman.
Agar safety harness Anda efektif menahan jatuh, periksa apakah ada jarak jatuh yang cukup (biasanya sekitar 5,6 meter atau lebih). Safety harness tidak akan efektif jika jarak jarak jatuh tidak cukup.
6. Jangan menginjak permukaan atap yang rapuh
Permukaan atap rapuh mengacu pada bagian atap yang tidak dirancang untuk menopang berat badan seseorang. Olehnya jangan pernah menginjak permukaan yang rapuh secara langsung.
Permukaan rapuh harus diidentifikasi terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan atap.
Kekuatan permukaan, stabilitas struktur dan kekokohan atap harus dinilai sebagai bagian dari proses manajemen risiko.
Baca juga:
5 Tips Selamat Bekerja dengan Mesin!
Gunakan petunjuk berikut sebagai panduan umum setelah permukaan atap yang rapuh diidentifikasi:
- Jika memungkinkan, kerjakan dari bawah atap menggunakan platform kerja yang sesuai.
- Jika tidak memungkinkan, pertimbangkan untuk menggunakan MEWP yang memungkinkan orang bekerja dari dalam keranjang MEWP tanpa harus berdiri di atap tersebut.
- Jika akses ke atap yang rapuh tidak dapat dihindari, pelindung tepi perimeter harus dipasang dan staging digunakan untuk menyebarkan beban pada atap.
Jika tidak, semua pekerjaan dan akses dilakukan di atas platform yang dilengkapi dengan guard rails, sistem harness harus digunakan atau safety nets dipasang di bawah atap.
- Saat harness digunakan, dibutuhkan titik angkur yang memadai. Juga dibutuhkan kedisiplinan, pelatihan dan pengawasan untuk memastikan bahwa semua digunakan secara konsisten dan benar.
7. Perhatikan bukaan
Bukaan pada atap dapat menyebabkan jatuh berakibat fatal.
Penutup (misalnya penutup kaku yang terbuat dari logam atau kayu keras) dapat digunakan untuk melapisi bukaan pada atap. Penutup harus mampu menopang setidaknya dua kali beban maksimum dari pekerja, peralatan dan material.
Informasi lebih lanjut, dapat melihat Pedoman WSH Bekerja dengan Aman di Atap, Bagian 3.3.3.
Penutup
Bekerja di ketinggian sangat berisiko dan bukan sirkus. Anda bisa mencegah kecelakaan saat mengerjakan atap. Luangkan waktu, rencanakan dengan baik, mulailah dengan melakukan penilaian risiko saat hendak bekerja di atas atap.
WSH Council. (2013). Workplace Safety and Health Guidelines-Working safely on roofs. 53(9), 1689–1699.
WSH Council. (2021). WSH Bulletin 5 March 2021 11 fatalities in February (Issue March).
Note: Checklist bekerja di atas atap bangunan dapat Anda download disini!
Nice. Pemaparan nya menarik. Ijin share mas Andi 🙂
Ijin copy & screen shoot
Silahkan Pak Lutfi
Semoga bermanfaat ya