Mau Jadi Praktisi K3? Hindari 7 Hal Ini!
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah aspek yang krusial dalam lingkungan kerja. Sebagai seorang praktisi K3, terdapat tanggung jawab besar untuk melindungi diri sendiri, rekan kerja, dan lingkungan kerja secara keseluruhan.
Namun, terdapat beberapa perilaku yang sebaiknya kamu dihindari jika ingin menjadi seorang profesional K3 yang andal.
Daftar Isi
Kesalahan yang Harus Kamu Hindari Sebagai Seorang Praktisi K3
Berikut adalah beberapa kesalahan yang harus dihindari:
1. Mengabaikan Peraturan K3
K3 adalah hal yang tidak boleh kamu anggap sepele. Jika kamu merasa peraturan hanya hambatan atau terlalu merepotkan, mungkin sudah saatnya kamu berpikir ulang untuk menjadi seorang praktisi K3. Saat peraturan diabaikan, risiko kecelakaan dan cedera dapat meningkat secara drastis.
Seorang praktisi K3 haruslah memahami pentingnya peraturan dan menganggapnya sebagai salah satu panduan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi semua orang.
Baca juga:
Permenaker No 8 Tahun 2020 tentang K3 Pesawat Angkat dan Angkut
2. Mengabaikan Bahaya dan Risiko
Seorang praktisi K3 harus selalu peka dan proaktif mengidentifikasi serta mengurangi risiko di tempat kerja. Jangan anggap remeh bahaya dan risiko yang ada, karena dampaknya bisa sangat merugikan.
Untuk itu, selalu tingkatkan kesadaran dan waspada terhadap segala bahaya dan risiko di sekitarmu!
3. Kurang Berempati pada Rekan Kerja
Seorang praktisi K3 harus memastikan lingkungan kerja yang aman bagi semua orang, termasuk rekan kerja. Jika kamu tidak peduli pada keselamatan rekan kerjamu, kamu belum pantas menjadi seorang praktisi K3.
Oleh karena itu, pupuk dan bangunlah rasa empati dan kepedulian terhadap keselamatan dan kesehatan untuk semua orang di tempat kerja. Dengan saling mendukung, lingkungan kerja akan menjadi lebih aman dan produktif.
Baca juga:
11 Cara Menjadi Petugas K3 yang Disenangi di Tempat Kerja
4. Menganggap K3 Hanya Tanggung Jawab Manajemen
Sebagai seorang praktisi K3, jangan pernah anggap K3 hanya sebagai tanggung jawab manajemen saja, karena setiap orang memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.
Untuk itu, mari bersama-sama saling mengingatkan dan berpartisipasi aktif dalam menjaga keselamatan di tempat kerja.
5. Suka Membuat Kompromi
Seorang praktisi K3 haruslah teguh pada prinsipnya dan tidak boleh membuat kompromi yang mengorbankan keselamatan.
Jika kamu sering membuat kompromi demi keuntungan pribadi, maka kamu tidak cocok menjadi praktisi K3. Kamu harus selalu berpegang pada integritas dan bertindak dengan kebijaksanaan.
6. Menganggap Remeh Pelatihan
Pelatihan K3 merupakan salah satu pondasi utama dalam menjalankan tugas sebagai praktisi K3. Jangan pernah menganggap remeh pelatihan K3.
Pelatihan K3 akan membekali kamu dengan pengetahuan dan keterampilan yang sangat berharga untuk melindungi diri sendiri dan rekan kerja. Jadilah seseorang yang selalu menghargai dan mengambil pelatihan dengan serius!
Baca juga:
5 Level Evaluasi Pelatihan K3 Model Kirkpatrick & Phillips
7. Malas Update Pengetahuan
Dalam bidang K3, teknologi dan praktik K3 terus berkembang. Sebagai seorang profesional K3, kamu harus selalu belajar dan mengikuti perkembangan terbaru.
Jangan biarkan dirimu tertinggal dari pengetahuan yang up to date. Teruslah belajar dan tingkatkan kompetensimu untuk menciptakan tempat kerja yang lebih aman dan sehat.
Kesimpulan
Sebagai seorang profesional K3, etika dan komitmen adalah kunci kesuksesan dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Dengan menghindari hal-hal di atas, kamu dapat menjadi agen perubahan positif dan memberikan dampak yang baik bagi dirimu, rekan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan.
Semoga selamat sehat sejahtera sukses selalu!
Sumber:
Pusat Informasi K3. 2023. Jangan Coba Jadi Praktisi K3 Kalau Kamu at Instagram