Teknik 20 20 20: Cegah Computer Vision Syndrome
Menghabiskan waktu lama untuk melihat layar dapat membuat mata lelah (computer vision syndrome), untuk mencegahnya kita dapat menggunakan teknik 20 20 20.
Daftar Isi
Apa itu Computer Vision Syndrome (CVS)?
Computer Vision Syndrome (CVS) adalah suatu kondisi di mana Anda mengalami satu atau lebih gejala mata akibat bekerja dalam waktu lama di depan komputer. Ini dapat menyebabkan sakit kepala, ketegangan mata, mata berair, mata merah, dan penglihatan kabur (Anshel, 2007).
Sebuah penelitian di Malaysia mensurvei 795 mahasiswa yang berusia 18 hingga 25 tahun mengenai demografi, penggunaan kacamata, durasi penggunaan komputer secara terus menerus setiap hari, tindakan pencegahan CVS yang dilakukan untuk mengurangi gejala, penggunaan filter radiasi pada layar komputer, dan pencahayaan di dalam ruangan.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi gejala CVS (satu atau lebih) sebesar 89,9%; Gejala yang paling mengganggu adalah sakit kepala (19,7%) diikuti mata tegang (16,4%). Para peneliti menyimpulkan bahwa 90% mahasiswa di Malaysia mengalami gejala terkait CVS, yang terlihat lebih sering pada mereka yang menggunakan komputer selama lebih dari 2 jam terus menerus per hari.
Baca juga:
Pekembangan Penyakit Akibat Kerja dan Teori-Teori di Baliknya
Kegunaan Teknik 20 20 20
Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi gejala terkait CVS?
Sahabat AB dapat menggunakan teknik atau Aturan 20 20 20!
Menggunakan teknik 20 20 20 dapat membantu Anda mencegah stres dan ketegangan pada mata.
Aturannya mengatakan bahwa untuk setiap 20 menit yang dihabiskan untuk melihat layar, istirahatlah selama 20 detik dan melihat sesuatu yang berjarak 20 feet (6 meter). Hal ini akan melemaskan otot mata selama 20 detik dan juga memberi otak Anda istirahat yang sangat dibutuhkan.
Namun, pernahkah Sahabat AB bertanya, kapan dan darimana datangnya konsep 20 20 20? Siapa penemu-nya dan mengapa teknik 20 20 20 semakin populer hingga saat ini? Bahkan Kementerian Kesehatan juga mengadopsi aturan 20 20 20 ini loh!
Okelah, mari kita mulai…
Siapa Orang Dibalik Lahirnya Teknik 20 20 20?
Aturan ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Jeffrey Anshel pada tahun 1991. Dr. Jeffrey Anshel adalah seorang optometrist di California dan penulis buku Visual Ergonomics in the Workplace.
Setahun sebelumnya, 1990 Dr. Anshel memperhatikan banyak pasien yang datang ke kantornya dengan masalah penglihatan. Ternyata, Dia menemukan benang merah, permasalahan itu dipicu oleh pasien yang menggunakan komputer selama berjam-jam.
Selanjutnya, Dr. Anshel menyadari bahwa masyarakat perlu dididik mengenai bagaimana menggunakan komputer dengan cara yang dapat mengurangi ketegangan mata. Pada saat itu istirahat 15 menit setiap 2 jam merupakan aturan umum yang dilakukan, tetapi kebanyakan orang mengalami ketegangan visual lebih awal dari 2 jam yang disarankan dari aturan tersebut.
Bagaimana Teknik 20-20-20 Tercipta?
Konsep tersebut berasal dari wawancara TV dan radio. Konsep 20-20-20 sangat mudah diingat oleh pengguna komputer. Saat itu dr. Anshel ditanya apa yang dapat orang lakukan untuk mengatasi kelelahan mata saat bekerja di depan komputer.
Dr. Anshel menjawab pertanyaan tersebut dengan hal yang mudah diingat. “3B” katanya. Apa yang dimaksud 3B? pensil 3B kah? (kok jadi ingat masa-masa ujian sekolah heheh). 3B merupakan kependekan dari Blink (Berkedip), Breathe (Bernapas), dan Break (Istirahat).
Selanjutnya, teknik 20-20-20 lahir dari rekomendasi break (istirahat).
Ide konsep 20-20-20 berawal dari studi yang menyatakan bahwa istirahat singkat dapat berdampak positif bagi pasien dengan gangguan muskuloskeletal. Dr. Anshel lalu mengadopsi hal ini pada sistem visual.
Baca juga:
Teknik 20 20 20 Semakin Populer!
Hingga saat ini, popularitas teknik 20 20 20 makin meningkat seiring dengan pertumbuhan penggunaan perangkat digital seperti handphone, laptop, tablet dan lain sebagainya. Bahkan telah banyak studi empiris yang mengangkat topik tekait aturan 20 20 20.
Misalnya, Studi yang dilakukan oleh Alghamdi pada tahun 2020 mengungkapkan bahwa pasien yang mengalami keluhan gejala mata kering menunjukkan perubahan yang signifikan setelah dilakukan intervensi pendidikan aturan 20 20 20. Studi ini dianggap sebagai fondasi untuk studi yang lebih besar yang dapat memberikan bukti lebih lanjut untuk mengurangi CVS.
Baca juga:
5 Tips Memilih Helm Safety untuk digunakan di Tempat Kerja Anda
Penutup
Trik 20 20 20 sangat relevan dilakukan terutama di era digital saat ini dengan tujuan untuk menjaga kesehatan mata dan mengurangi gejala CVS. Yuk gunakan teknik 20 20 20!
Semoga bermanfaat!
Alghamdi, W., & Alrasheed, S. (2020). Impact of an educational intervention using the 20/20/20 rule on Computer Vision Syndrome. African Vision and Eye Health, 79(1), 6 pages. doi:https://doi.org/10.4102/aveh.v79i1.554
Anshel, J. R. (2007). Visual Ergonomics in the Workplace. AAOHN Journal, 55(10), 414–420. https://doi.org/10.1177/216507990705501004
Chou, Brian. (2018). Deconstructing the 20-20-20 Rule for digital eye strain. https://www.optometrytimes.com/view/deconstructing-20-20-20-rule-digital-eye-strain diakses pada tanggal 24 Mei 2021
Reddy, S., Low, C., Lim, Y., Low, L., Mardina, F., & Nursaleha, M. (2013). Sindrom penglihatan komputer: studi tentang pengetahuan dan praktik pada mahasiswa. Nepalese Journal of Ophthalmology, 5 (2), 161-168. https://doi.org/10.3126/nepjoph.v5i2.8707
Mantap. Makasih infonya gan.